Anak Anak yang melakukan
kejahatan terhadap hewan
By: Mommy Dokter Joni E
Johnston
Kalau Mommy- Daddy
mengetahui istilah “Anak itu bagaikan kertas kosong.. jadi orang tua dan
lingkunganlah yang membentuk mereka” nah jika dikaitan dengan pembahasan
tentang “kejahatan terhadap hewan yang dilakukan oleh anak anak.. maka
Daddy-Mommy tau donk siapa yang perlu disalhkan :p.. Hiiiiii serem)
Sejak tahun 1970 sudah
dilakukan penelitian secara konsisten, dimana ada fakta “Kekejaman yang
dilakukan anak kecil terhadap hewan merupakan langkah awal dan peringatan
pertama orang tua terhadap tindakan kekerasan, kekejaman dan kriminal yang
dapat dilakukan si anak selanjutnya.
Misalnya Manusia bernama Albert de Salvo yang
telah membunuh 13 orang wanita, dimana catatan masa kecilnya dia suka
menyaniaya hewan (memanah kucing dan anjing). Atau duo pembunuh masal bernama
Eric Haris dan Dylan Keybold yang suka memutilasi hewan sebagai bentuk
kesenangan dimasa kecilnya
Banyak orang tua yang kecewa
dengan prilaku anak mereka yang kejam terhadap hewan tetapi tidak melakukan
apapun, misalnya mendiamkan anaknya menarik buntut kucing atau menibani
anjingnya. Seharusnya mereka ikut khawatir dan dapat mencegah hal itu agar
tidak terjadi, Karen apabila didiamkan tidak tertutup kemungkinan bayi mungil
mereka akan menjelma menjadi Albert atau duo pembunuh itu.
Motivasi dibalik Kekejaman
Tehadap Hewan
Secara umum kekejaman anak
anak terhadap hewan dilakukan karena mereka menjadi SAKSI atas kekejaman itu
sendiri. 30% anak anak yang menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga akan
bertindak sejenis terhadap hewan mereka. Jadi untuk CatPeople yang sudah
berumah tangga.. hindarilah melakukan KDRT agar anak kalian akan menjadi
manusia yang tidak mencontoh perbuatan orang tuanya atau melampiskan amarah
mereka kepada hewan hewan
Berikut hasil wawancara
terhadap sejumlah remaja yang telah melakukan kejahatan terhadap hewan, apakah
latar belakang yang memotivasi mereka untuk melakukan kekejaman itu:
- Rasa ingin tahu dan eksplorasi
- Ajakan dari teman
- Ingin meningkatkan suasana hati (Misalnya menghilangkan kebosanan atau depresi)
- Dorongan seksual (ini ada nama penyakitnya yaitu Bestially)
- Dipaksa oleh pihak lain (misalnya senior atau orang yang ditakuti)
- Efek disiksa individu lain
- Takut hewan/Phobia
- Pernah disiksa (untuk mengembalikan kepercayaan diri setlah disiksa oleh pihak lain, anak anak kerap meniru untuk menyiksa yang lebih lemah, misalnya hewan)
- Trauma dengan hewan (misalnya pernah dicakar)
- Imitasi (Meniru perbuatan Orang Tua)
- Latihan ketangkasan tubuh (berantem dengan hewan)
- Menyakiti hewan untuk menyakiti anggota keluarga lain yang sayang dengan hewan tersebut
Mommy Dokter Joni E Johnston,
Psy.D juga menyampaikan cara dan panduan apabila kita menemukan anak atau kerabat
yang melakukan kekejaman terhadap hewan:
Pelaku eksperimen: (usia 1-6
atau tahapan perkembangan tertunda). Ini biasanya anak prasekolah yang belum
mengembangkan kedewasaan kognitif untuk memahami bahwa hewan memiliki perasaan
tidak diperlakukan sebagai mainan. Dan mereka belum memahami bagaimana cara
merawat hewan
Yang Perlu dilakukan adalah:
Mengajarkan anak cara merawat hewan, mulailah dari cara member mereka makan.
Apabila anak memukul hewan, katakana padanya bahwa itu tidak boleh, memukul
hewan = memukul teman mereka jadi sebagai orang tua harus aktif dalam menyikapi
kondisi ini.
The
"Cry-untuk-Help" Kekejaman: (6/7 – 12 Tahun). Ini adalah anak yang
secara intelektual memahami bahwa tidak
apa-apa untuk menyakiti hewan. Perilaku ini bukan karena kurangnya
'pendidikan bukan, penyalahgunaan hewan lebih cenderung merupakan gejala dari
masalah yang lebih dalam psikologis. Sebagaimana dicatat sebelumnya, sejumlah
penelitian telah menghubungkan pelecehan anak hewan untuk kekerasan domestik
dalam rumah serta pelecehan anak fisik atau seksual.
Yang perlu dilakukan pada
tahap ini adalah “Menjadi Orang Tua yang Pintar” apabila CatPeople mnyedari
bahwa anaknya ada pada fase ini, segera arahkan anak dan berikan teguran,
patahkan psikologisnya yang menyebutkan bahwa “Menyiksa hewan itu tidak apa –
apa) Jika tidak mampu hubungi psikiater
Para Penyalahgunaan
Perilaku-gangguan: (12 +). Pada tahap ini, perbuatan menyiksa hewan pastinya
sudah dibarengi dengan tindak criminal lainnya, atau hal hal “antisocial” yang
dapat melepas kejenuhan mereka
Yang perlu dilakukan pada
tahap ini adalah “memanggil bantuan professional (Psikiater) dan jangan lupa
menghubungi kerabat terdekat seperti Teman, anggota keluar besar dan pihak
sekolah.
Catatan Penulis (Joni E
JohnSton, Psy.D)
- Setiap
tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap binatang bukanlah tanda bahwa
seseorang akan berubah menjadi seorang maniak pembunuh. Terutama dengan anak
muda, yang alami kegembiraan dan rasa ingin tahu dapat menyebabkan beberapa
pengalaman yang tidak menyenangkan untuk hewan peliharaan mereka. Ada baiknya
Orang tua selalu mengawasi dan membimbing mereka.
-Namuuuuun, mengunci hewan
diruangan tertutup, memukul mereka dengan benda keras setelah mendapat masalah
dengan orang tua atau senang melihat hewan terluka merupakan sinyal perlunya
bantuan psikiater.
Catatan dari Kincess: (ceritanya ga mau ktinggalan dari mommy Dokter) >:D
Aku berharap Mommy-Daddy-Onty & Uncle menyempatkan diri untuk membaca artikel diatas, selalu ingat dan tidak boleh tutup mata apalagi membiarkan manusia manusia kecil melakukan kejahatan terhadap hewan. Percaya deh, ga akan ada istilah "Ya kan anak anak.." apabila ada orang yang berkata itu terhadap suatu tindak kejahatan "TONJOK aja mukanya klo beneran ada yang bilang gitu ! karena secara tidak langsung orang itu sudah menyebar bibit manusia yang jahat terhadap manusia lainnya ketika besar nanti. Iiii sereeem *tutup cemonk sendiri
sumber:
www.psychologytoday.com
Categories:
Psikologi