Hewan peliharaan (Kucing, Anjing, Burung dan hewan lainnya) bukan hanya membuat rumah jadi lebih semarak atau sebagai "penjaga" rumah. Memelihara hewan ternyata juga bisa membantu membuat kita lebih sehat. Apa saja efek memelihara hewan di rumah?
Dorong kecerdasan
Riset menemukan bahwa memiliki hewan peliharaan membantu anak membaca lebih baik, dan bahkan membantu kognitif anak juga. Di tahun 2010, UC Davis School of Veterinary Medicine melakukan studi terhadap beberapa anak yang baru belajar membaca. Mereka diminta berlatih membaca ditemani anjing peliharaan mereka. Anak-anak yang berpartisipasi dalam studi ini mengaku merasa lebih tenang membaca untuk anjing ketimbang ditemani orangtua, guru, atau temannya. Lembaga psikiatri anak dan remaja di Amerika Serikat juga menemukan bahwa hewan peliharaan juga bisa membantu membangun kemampuan komunikasi non-verbal anak.
Menurunkan risiko serangan asma dan alergi
Kedengarannya memang tidak masuk akal, tetapi para peneliti justru menemukan bahwa memelihara anjing atau kucing di rumah yang memiliki anak kecil justru bisa membantu menurunkan kemungkinan si anak tumbuh dengan alergi atau asma. Sebuah studi di University of Wisconsin, Amerika Serikat yang dipublikasikan di The Journal of Allergy and Clinical Immunology menunjukkan bahwa anak-anak kecil yang tumbuh di dalam rumah yang memelihara anjing di rumah memiliki sistem imun tubuh kuat yang sanggup melawan masalah pernapasan kronis. Lalu, di studi yang dilansir American Medical Association di tahun 2002 mengatakan, anak-anak yang tumbuh dengan memiliki hewan peliharaan anjing atau kucing menurunkan risiko memiliki alergi terhadap hewan dan alergi lain, seperti rumput atau tungau.
Menenangkan anak dengan kondisi autistik
Untuk anak dengan kondisi autisme, aktivitas harian, khususnya yang menyangkut situasi sosial, bisa jadi lebih menyulitkan dan membuat stres ketimbang yang dirasa orang lain. Di tahun 2010, University of Montreal mempublikasi studi di jurnal Psychoneuroendocrinology menemukan bahwa kehadiran hewan peliharaan di rumah bisa menurunkan ketegangan dan stres anak dengan kondisi autisme. Orangtua anak dengan kondisi autisme yang berpartisipasi ini melaporkan berkurangnya masalah sikap yang terasosiasikan dengan autisme saat anak-anak diperkenalkan dengan hewan peliharaan yang sudah dididik dan mereka pelihara itu.
Bikin aktif
Tentunya, saat Anda memelihara hewan, Anda harus menjaga kesehatan dan kebersihan si hewan. Untuk melakukan itu semua, pemiliknya tentu harus bergerak dan melakukan sesuatu. Mulai dari membersihkan si hewan, kandangnya, juga mengajaknya beraktivitas. Misal, Anda harus menemani anjing peliharaan untuk berjalan-jalan supaya ia tetap sehat. Sebuah studi di Australia mengatakan bahwa tingkat kesehatan fisik keluarga (baik anak-anak maupun dewasa) yang memiliki hewan peliharaan lebih tinggi dan cukup aktif ketimbang keluarga yang tidak memelihara hewan. Sementara di studi lain mengatakan, keluarga yang memelihara anjing tingkat prevalensi obesitasnya tidak setinggi keluarga yang tak memelihara anjing.
Baik untuk kesehatan mental
Merawat hewan berbulu menawarkan dorongan terhadap kesehatan mental seseorang. Hewan peliharaan adalah topik pembuka pembicaraan yang amat populer, sehingga bisa menjadi bantuan untuk membangun pertemanan dengan orang lain dan mendorong interaksi sosial (diperlukan untuk kesehatan mental). Rasa tanggung jawab saat memelihara hewan bisa menjaga diri jauh dari depresi, dan pertemanan dengan hewan juga terkenal bisa menurunkan stres secara signifikan.
Sebuah studi di tahun 2009 di Amerika Serikat menunjukkan pula bahwa memiliki hewan peliharaan berkontribusi banyak terhadap terapi dan rehabilitasi di antara orang dewasa dengan penyakit mental yang serius. Kucing dan binatang-binatang kecil, seperti burung dan kelinci bahkan digunakan untuk membantu terapi narapidana.
Baik untuk jantung
Mengelus dan memeluk hewan peliharaan ternyata berdampak baik bagi jantung. Riset menunjukkan bahwa pemilik anjing memiliki tingkat tekanan darah yang rendah, kolesterol rendah, dan risiko meninggal akibat komplikasi jantung. Dalam studi 1 dekade yang dilangsungkan University of Minnesota di Minneapolis, yang dipublikasikan pada tahun 2008 mengungkapkan bahwa risiko pemelihara kucing untuk meninggal akibat serangan jantung 60 persen lebih rendah dari yang tidak memelihara hewan, dan 70 persen lebih rendah meninggal akibat penyakit kardiovaskuler ketimbang yang tidak memelihara hewan.
Sumber:
Kompas.com
Penulis : Nadia Felicia